Ketika santrinya semakin banyak, KH. Manab Abdul Karim didatangi oleh utusan dari Magelang, tempat kelahiran beliau, yang meminta beliau untuk pulang ke Magelang dan mendirikan pesantren di sana. Serta sudah disediakan masjid, rumah dan tanah yang bisa menunjang kehidupan beliau.
Mbah Kiai Manab menyerahkan kepada Nyai Dlomroh binti KH. Sholeh, sang istri, untuk menjawabnya. Nyai Dlomroh pun
